Jakarta - Konferensi Open Source se-Asia Afrika resmi dibuka hari ini. Acara yang digelar di Auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, 18-19 November 2008 ini dibuka oleh Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman.
Sebanyak 13 negara dari kawasan Asia Pasifik hadir mengirimkan para delegasinya, antara lain Malaysia, Austria, Jepang, Iran, Palestina, Afrika Selatan, Kuwait, Aljazair, India, Vietnam, Amerika, Jerman, dan tentunya Indonesia sebagai tuan rumah.
Menurut panitia penyelenggara, jumlah peserta yang hadir memadati auditorium berjumlah sekitar 160 orang. Acara ini akan dimanfaatkan sebagai ajang belajar dan sharing pengetahuan dengan negara lain tentang pemanfaatan dan tren open source saat ini dan ke depannya.
Dalam sambutannya, Menristek mengatakan keberadaan open source bukan berarti akan membunuh keberadaan software lainnya (proprietary-red). Namun yang penting adalah masalah legalitas software.
"Kalau memang ada kompetisi pasti itu bakal terjadi, yang penting legal," kata Kusmayanto di hadapan para peserta konferensi, Selasa (18/11/2008).
Konferensi open source Asia Afrika ini sendiri merupakan perhelatan yang pertama kali. Acara ini diharapkan akan menjadi batu loncatan bagi Indonesia dalam menggelar World Summit on Open Source pada 2009 mendatang.
Sejumlah peserta dari dalam negeri juga ikut meramaikan konferensi antara lain dari komunitas open source, akademisi, kalangan pebisnis dan lembaga pemerintah (government). ( dwn / dwn )
Ardhi Suryadhi - detikinet
0 komentar:
Posting Komentar